INSEMINASI BUATAN (IB) / KAWIN SUNTIK
Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik adalah sebuah inovasi bioteknologi reproduksi peternakan yaitu suatu cara atau teknik untuk memasukkan mani (spermatozoa atau semen) yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut 'insemination gun’. (Ismaya. 1998). Melalui kawin alam seekor ternak atau hewan biasanya hanya mampu mengawini beberapa puluh ekor betina, sementara teknologi IB memungkinkan seekor pejantan mengawini ratusan ribu ekor ternak yang berada pada lokasi dan waktu yang berbeda dan berjauhan. Faktor utama yang menjadi dasar potensi teknik IB ini adalah bahwa ejakulat seekor hewan dewasa mengandung spermatozoa berlipat ganda lebih banyak dari pada jumlah yang diperlukan bagi keberhasilan fertilisasi dalam seekor betina.
Teknik IB dilakukan dengan maksud agar diperoleh efesiensi dan efektifitas dalam penggunaan pejantan terpilih, menghindari terjadinya penyebaran penyakit melalui saluran reproduksi, atau untuk mengatasi bila terjadi kendala dalam proses perkawinan alam antara jantan dan betina dan dengan adanya Teknik IB dapat menjegah terjadinya Inbreeding (Kawin Sedarah). Inseminasi Buatan dapat dilakukan pada ternak betina produktif yaitu pada sapi betina berumur 15-18 bulan dan pada kambing betina 10-12 bulan pada saat ternak sudah dewasa tubuh dan menunjukan tanda-tanda birahi.
Tujuan :
- Memperbaiki mutu genetika ternak
- Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ketempat yang dibutuhkan sehingga mengurangi biaya dan resiko
- Mengoptimalkan penggunaan bibit pejanjan unggul secara lebih luas dalam jangka waktu yang lebih lama
- Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur
- Mencegah penularan atau penyebaran penyakit kelamin
Tanda- tanda birahi pada ternak betina antara lain :
1. Terlihat Vulvanya dengan istilah 3A (Abang, Aboh, dan Angat)
2. Keluar lendir dari vagina
3. Gelisah (menaiki sapi lain), Bengok-bengok dengan menggoyangkan ekornya
Waktu Optimal dalam melakukan Inseminasi Buatan yaitu sekitar 9-12 Jam setelah ternak menunjukan tanda-tanda birahi yaitu ketika Kongesti (kebengkakan diuterus) dan vagina berkurang sehingga bagian tersebut relaksi, jumlah mucus berkurang menjadi transparan.
Waktu yang disarankan untuk melakukan IB.
Waktu Saat Estrus / Birahi diketahui |
Waktu yang tepat untuk IB |
Terlambat |
Awal Pagi Hari (< Jam 9 Pagi) |
Pada Sore hari dihari yang sama |
Hari Berikutnya |
Pagi hari (Jam 9- tengah Hari) |
Pada sore menjelang petang atau awal pagi dihari berikutnya |
> Jam 10 hari berikutnya |
Pada siang hari (> jam 12 Siang) |
Awal Pagi Berikutnya |
> Jam 2 siang dihari berikutnya |
(Ndujaamah,Randy, 2019)
Presentase Keberhasilan IB Menurut Trinberger dan Davis (1943) -> Hardijanto,dkk(2010)
- Awal birahi > CR 44%
- Pertengahan (9-12 Jam dr awal birahi > 82%
- Akhir masa birahi > 75%
- 6 jam sesudah akhir birahi . 62,5%
- 12 jam sesudah akhir birahi 32%
- 18 jam sesudah akhir birahi 28%
- 24 jam sesudah akhir birahi 12%
- 36 jam sesudah akhir birahi 8%
- 48 jam sesudah akhir birahi 0%
Pelaksanaan IB lebih efektif menjelang akhir masa estrus dikarenakan sperma masih harus menunggu selama 4-6 jam sebelum bertemu dengan sel telur, agar sperma tidak terlalu lama meunggu sehingga lebih efektif jika dilakukan mendekati akhir masa estrus. Pelaksanaan IB tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang karena hanya bisa dilakukan oleh tenaga Paramedis yang terlatih yang disebut Inseminator.
Faktor yang memengaruhi tingkat keberhasilan IB yaitu : seleksi pada sapi pejantan yang tepat, kualitas dan jenis sapi betina yang akan di IB, penampungan semen, penilaian kualitas semen, proses pengenceran, proses penyimpanan semen, proses pengangkutan semen, proses inseminasi, pencatatan sapi induk yang sudah di IB, Lingkungan yang bersih dan suhu yang memadai , serta bimbingan penyuluhan pada peternak sapi potong agar Peternak / Pemilik dalam menyampaikan informasi kepada petugas secara cepat dan tepat, selain itu Keahlian Inseminator juga menjadi faktor penting dalam keberhasilan IB
Peningkatan produktifitas ternak dilakukan dengan mengoptimalkan betina produktif untuk memproduksi/menghasilkan anak dengan teknik Inseminasi Buatan (IB). Upaya peningkatan populasi maupun produktifitas ternak merupakan tantangan besar bagi pemerintah karena menyangkut ketersediaan dan ketahanan pangan asal hewan. Sehingga diperlukan upaya terpadu yang bersifat masif dan melibatkan lebih banyak partisipasi masyarakat maupun stakeholder terkait.
Dalam rangka Peningkatan populasi ternak agar terpenuhinya kebutuhan protein hewani , Kementerian Pertanian mengadakan Program SIKOMANDAN (Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri) yang bertujuan untuk menambah populasi sapi dan kerbau agar dapat memenuhi produksi daging sapi dan kerbau secara nasional. oleh karena semua yang terlibat dalam kegian SIKOMANDAN meliputi Petugas/Aparatur dan peternak, senantiasa harus bekerja keras dan cerdas guna meningkatkankan produktivitas sapi dan kerbau agar parameter produksi dan reproduksi dapat tercapai optimal.
ORA NYUNTIK ORA DUWE DAGING
TERNAK BETINA ANDA BIRAHI, SEGERA HUBUNGI INSEMINATOR KAMI