Mengendalikan Lalat di Kandang Ternak

Mengendalikan Lalat di Kandang Ternak

Masalah populasi lalat di area peternakan masih sering dikeluhkan para peternak. Curah hujan yang tinggi, kelembapan kandang meningkat serta kondisi pakan yang berceceran akan meningkatkan populasi lalat di peternakan.

Jenis lalat yang sering dijumpai di kandang antara lain lalat rumah (Musca domestica), lalat buah (Lucilia sp.), lalat sampah (Ophyra aenescens), lalat pejuang (soldier flies) dan lalat hitam (Simulium sp.). Lalat tersebut sering ditemukan di sekitar tempat pakan, area sekitar feses, dan selokan. Banyaknya populasi lalat tersebut tentu akan memberikan dampak buruk bagi lingkungan kandang dan masyarakat sekitar.

 

Dampak Lalat terhadap Peternakan

  1. Sebagai vektor penyakit

Lalat dapat berperan sebagai vektor penyakit seperti virus, bakteri, protozoa dan telur cacing. Vektor adalah organisme hidup yang berperan sebagai pembawa dan penyebar bibit penyakit dari satu tempat ke tempat lain atau dari satu ternak ke ternak lain. Lalat dapat berperan sebagai vektor mekanis maupun vektor biologis. Sebagai vektor mekanis, lalat hanya membawa bibit penyakit tersebut dari satu tempat ke tempat lain. Sedangkan sebagai vektor biologis, bibit penyakit masuk ke tubuh lalat ketika lalat mengigit atau hinggap di badan sapi. Bibit penyakit kemudian berkembang di tubuh lalat dan menularkan ke sapi lain.                              

  1. Pemicu stres pada ternak

Adanya lalat di kandang secara tidak langsung akan mengganggu aktivitas ternak sehingga ternak mudah stres. Hal ini akan berakibat pada turunnya nafsu makan dan asupan nutrisi berkurang. Sehingga pakan banyak tersisa, kondisi tersebut akan berpengaruh pada produksi.

  1. Mengganggu pekerja dan masyarakat sekitar kandang

Lalat yang mewabah dapat mengganggu aktifitas dan kenyamanan warga. Penyebaran bibit dari berbagai penyakit itu hampir sama yaitu dibawa oleh lalat yang berasal dari sampah, kotoran manusia atau hewan, terutama melalui bulu-bulu badannya, kaki dan bagian tubuh yang lain dari lalat lalu hinggap pada makanan manusia.

        

Pengendalian Lalat

Sebelum mengendalikan lalat, perlu memahami siklus hidup lalat terlebih dahulu untuk mempermudah kita dalam mengendalikannya. Dalam waktu 3-4 hari seekor lalat betina mampu menghasilkan telur sebanyak 500 butir sehingga populasi larva dan lalat dewasa akan cepat menjadi banyak atau sangat tinggi yang dapat mengancam peternakan.

Pengendalian lalat membutuhkan langkah pengendalian lalat yang dilakukan secara menyeluruh melalui perbaikan manajemen pemeliharaan serta penggunaan larvasida dan insektisida.

  1. Kontrol manajemen

Kontrol manajemen sangat penting untuk mengendalikan lalat, seperti membersihkan feses secara rutin, menjaga kondisi alas kandang tetap kering, perbaiki atap yang bocor, memastikan sirkulasi udara (ventilasi) berjalan lancar dan saluran pembuangan air berfungsi baik. Menjaga sanitasi kandang juga merupakan upaya untuk mengendalikan populasi lalat, dengan membersihkan kandang dan peralatannya secara rutin kemudian semprot dengan desinfektan.

  1. Kontrol mekanik

Teknik pengendalian lalat ini relatif banyak diaplikasikan dan disebut sebagai perangkap lalat. Perangkap tersebut bekerja secara elektrikal (aliran arus listrik) dan dilengkapi dengan bahan yang dapat menarik perhatian lalat untuk mendekat. Perangkap lalat seringkali diletakkan di tengah kandang.

  1. Kontrol biologi

Jika kebersihan kandang sudah terjaga, namun masih ada saja lalat yang singgah, berikut ada beberapa tips yang bisa peternak lakukan untuk mengusir lalat dengan cara biologi seperti:

a. Irisan daun pandan

Meletakkan wadah yang berisi irisan daun pandan pada setiap sudut kandang dipercaya ampuh juga mengusir lalat. Hal ini disebabkan karena lalat tidak menyukai aroma dari daun pandan tersebut.

b. Ramuan tembakau

Ramuan alami yang dipercaya ampuh mengusir lalat dari tubuh sapi, yakni dengan menggunakan campuran tembakau, tumbukan biji mahoni, sampo, dan air mendidih yang dicampur menjadi satu. Jika ramuan sudah tercampur, bisa langsung dioleskan pada seluruh badan sapi kecuali muka.

c. Menanam tanaman pengusir lalat di sekitar kandang

Menanam tanamnan yang tidak disukai lalat seperti lavender, mint, selasih, false indigo, dan elderberry dipercaya ampuh juga mengusir keberadaan lalat di sekitar kandang. Selain itu kandang juga akan nampak lebih asri dengan adanya tanaman tersebut.

d. Cuka apel

Menyemprotkan cuka apel di sekitar kandang dapat mengusir lalat, hal ini disebabkan karena bau cuka apel yang terkenal sangat tajam itu tidak disukai lalat.

e. Membakar sisa pakan ternak

Cara lain untuk mengusir lalat juga bisa dilakukan dengan membakar sisa pakan ternak yang tidak habis. Pembakaran sisa pakan ternak yang tidak habis ini bertujuan untuk menghasilkan asap agar bisa mengusir lalat.

f. Parasit Lalat

Parasit lalat biasanya membunuh lalat pada saat fase larva dan pupa. Spalangia nigroaenea merupakan sejenis tawon (lebah penyengat) yang menjadi parasit bagi pupa lalat. Selain tawon, kumbang (Carnicops pumilioGnathoncus nanus) juga merupakan musuh lalat.

4. Kontrol kimia

Dilakukan dengan memberikan obat pembasmi lalat. Pemberian obat lalat bukan merupakan inti dari teknik pengendalian lalat, melainkan menjadi penyempurna dari pengendalian manajemen. Oleh karenanya, kita tidak bisa menggantungkan pembasmian lalat hanya dari pemberian obat lalat saja namun teknik pemberian obat lalat juga harus dilakukan dengan tepat. Obat pembasmi lalat dapat dibedakan menjadi 2 kelompok berdasarkan cara kerja obat pada tahapan siklus hidup lalat, yaitu obat yang bekerja membunuh larva lalat dan membunuh lalat dewasa. 

Itulah beberapa cara yang bisa dilakukan agar lalat tidak lagi singgah di sekitar kandang. Pengendalian lalat penting untuk dilakukan meskipun lalat bukan penyebab penyakit, namun lalat dalam jumlah berlebihan akan menjadi penyebar penyakit.

Related Posts

Komentar