Mengenal Toxoplasmosis, Penyebab, Gejala, dan Cara Pencegahannya

Mengenal Toxoplasmosis, Penyebab, Gejala, dan Cara Pencegahannya

Toksoplasmosis merupakan salah satu penyakit hewan menular strategis berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian  Nomor 4026/Kpts/T.140/3/2013 bersama 24 PHMS yang lain. Toksoplasmosis adalah penyakit yang terdapat pada hewan vertebrata dan mampu untuk menular ke manusia (zoonosis). Toxoplasma gondii termasuk Genus Toxoplasma; Subfamili Toxoplasma; FamiliSarcocystidae; Subkelas Coccidia; Kelas Sporozoa; Filum Apicomplexia. Toxoplama gondii merupakan protozoa obligat intraseluler, terdapat dalam tiga bentuk atau tingkatan yaitu takizoit (bentuk proliferatif yang disebut juga tropozoit), bradizoit (terdapat pada kista jaringan) dan sporozoit (dihasilkan oleh ookista) (Chahaya, 2010; Sasmita, 2006; Soulsby, 1982). Hewan Felidae merupakan hospes definitif dimana Toxoplasma gondii melakukan reproduksi secara seksual. Sedangkan pada hewan vertebrata berdarah panas yang terinfeksi Toxoplasma gondii akan bertindak sebagai hospes intermedier dimana terjadi reproduksi secara aseksual.

Toksoplasmosis merupakan salah satu penyakit zoonosis yaitu penyakit yang menular dari hewan ke manusia. Penyakit ini dapat menyebabkan keguguran pada ibu hamil, cacat pada bayi, meningitis.

GEJALA

Gejala Toksoplasmosis pada hewan pada umumnya tidak akan menimbulkan gejala spesifik, apalagi pada kucing sebagai hospes definitif tidak akan menunjukkan gejala sakit. Pada umumnya manusia yang menderita toksoplasmosis tidak menunjukkan gejala klinis spesififik dan sulit untuk dibedakan dengan penyakit lainnya.Toksoplasmosis pada manusia jarang menimbulkan gejala klinis yang nyata, tetapi bila diuji melalui serum darah menunjukkan prevalensi yang tinggi.

SIKLUS HIDUP Toxoplasma gondii

 

Kucing merupakan  hospes definitif dari Toxoplama gondii. Di dalam usus kucing terjadi perkembangbiakan Toxoplasma gondii secara seksual dengan menghasilkan ookista. stadium seksual diawali dengan perkembangan merozoit menjadi makrogamet dan mikrogamet di dalam sel epitel usus. Kedua gamet mengalami proses fertilisasi dan terbentuk zigot yang akan tumbuh menjadi ookista. Ookista masuk ke dalam lumen usus dan keluar dari tubuh kucing bersama dengan kotoran kucing (Iskandar, 2010; Soulsby, 1982). Kotoran kucing yang mengandung oosista inilah yang berperan untuk penularan ke hewan yang lain (kambing, domba, sapi, babi) atau kepada manusia.

Setelah terjadi infeksi Toxoplasma gondii  ke dalam tubuh akan terjadi proses yang terdiri dari tiga tahap yaitu parasitemia, di mana parasit menyerang organ dan jaringan serta memperbanyak diri dan menghancurkan sel inang. Perbanyakan diri ini paling nyata terjadi pada jaringan retikuloendotelial dan otak, di mana parasit mempunyai afinitas paling besar. Pembentukan antibodi merupakan tahap kedua setelah terjadinya infeksi. Tahap ketiga rnerupakan fase kronik, terbentuk kista yang menyebar di jaringan otot dan saraf, yang sifatnya menetap tanpa menimbulkan peradangan lokal (Chahaya, 2010).

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi Toksoplasmosis antara lain:

  1. Melakukan pemeriksaan antibodi Toxoplasma gondii pada kucing yang dipelihara;
  2. Membersihkan kotoran kucing dan menanganinya secara rutin dan tepat;
  3. Mengontrol populasi kucing tak berpemilik karena resiko infeksi toksoplasma pada kucing liar lebih besar akibat pakan yang tidak terjamin kebersihannya;
  4. Menghindari memakan sayuran yang tidak di masak karena dikhawatirkan telah tercemar ookista toksoplasma;
  5. Menghindari makan daging yang dimasak setengah matang, karena pada daging setengah matang oosista Toksoplasma gondii masih infektif;
  6. Wanita yang akan menikah atau melakukan program kehamilan sebaiknya memeriksakan titer antibodi Toxoplasma gondii , hal ini penting dilakukan jika ditemukan adanya infeksi maka bisa dilakukan tindakan pengobatan terhadap infeksi Toxoplasma gondii.

 

Pustaka

Center for Disease Control and Prevention (CDC). 2013. Toxoplasmosis. [Online] Available at: http://www.cdc.gov/parasites/toxoplasmosis/[Diakses 3 Januari 2014]

Chahaya, I. 2010. Epidemiologi Toxoplasma gondii. Palembang: USU library.

Iskandar, T. 2010. Tinjauan tentang Toksoplasmosis pada Manusia dan Hewan. Wartazoa, 8(2), pp. 58–63.

Soulsby, E. 1982. Helminths, Arthropods, and Protozoa of Domesticated Animals. 7 penyunt. Philadhelphia: Bailler Tindal.

Related Posts

Komentar