Feed Intake pada Pemberian Pakan Sapi Perah
Feed intake itu apa sih? Perlukah kita mengetahui feed intake ?
Feed Intake atau konsumsi pakan adalah jumlah pakan yang dihabiskan oleh hewan ternak pada periode waktu tertentu, misalnya konsumsi pakan setiap hari dihitung dengan kg/ekor/hari. Feed Intake merupakan salah satu penentu utama produksi ternak. Karena dengan mengetahui berapa total jumlah pakan yang dikonsumsi oleh setiap ekor ternak per hari akan dapat dikalkulasikan jumlah zat gizi (karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin) yang diperlukan telah masuk ke dalam tubuh sapi.Konsumsi pakan akan bertambah setiap minggu sesuai dengan pertambahan bobot badan. Setiap ternak memiliki feed intake yang berbeda, hal ini berkaitan dengan faktor internal dan eksternal ternak. Faktor yang dimaksud antara lain adalah jenis atau bangsa ternak, umur, jenis kelamin, fase produksi dan reproduksi, kondisi lingkungannya (faktor iklim), sehat atau sakit, bentuk dan jenis pakan, hama dan parasit.
Feed Intake diperoleh dari perhitungan antara selisih dari jumlah pakan yang diberikan dan jumlah sisa pakan yang habis dikonsumsi oleh ternak dalam satuan kg/ekor. Selisih itulah yang menjadi jumlah yang dikonsumsinya. Secara praktis Feed Intake dapat diramal (role of tumb) yaitu 10% dari bobot hidup ternak. Adapun cara pemberian pakan pada sapi perah adalah sebagai berikut:
1. Pedet (Anak Sapi Usia 0-4 Bulan)
Pakan pedet berumur 0-4 bulan adalah air susu induknya. Namun, pedet dalam peternakan sapi perah hanya diberi susu induk selama 7 hari pertama sejak lahir. Susu yang dihasilkan selama sekitar 7 hari pertama tersebut dinamakan kolostrum. Kolostrum banyak mengandung zat kekebalan tubuh, protein dan mineral sehingga sangat dibutuhkan pedet yang baru lahir. Paling lambat 0,5-1 jam setelah pedet lahir, kolostrum harus diberikan. Jika pemberian kolostrum terlambat, pedet akan mudah terserang penyakit. Pedet sejak lepas kolostrum sampai disapih, pakan yang diberikan selain susu atau pengganti susu juga harus diberi calf starter, hijauan dan air minum. Calf starter atau pakan pemula yang diberikan kepada pedet adalah pakan konsentrat yang berkadar protein tinggi sebanyak 1 – 2 kg per hari. Pakan pemula ini terdiri atas ½ bagian tepung bungkil kelapa, ¼ bagian tepung kacang tanah dan ¼ bagian tepung jagung. Sementara itu, hjauan yang diberikan harus kering atau dilayukan terlebih dahulu agar pedet tidak kembung atau diare.
2. Pedet Lepas Sapih (4-8 Bulan)
Pada masa ini, pedet sudah mampu makan konsentrat dan rumput. Pemberian pakan dan air kepada pedet lepas sapih sebaiknya ad libitum (tidak terbatas). Patokan pemberian pakan kepada pedet adalah konsentrat 11,5% dan hijauan 10% dari bobot hidup. Susunan konsentrat untuk pedet lepas sapih terdiri atas 26% bungkil kelapa, 24% bungkil kedelai, 25% dedak halus dan 25% ampas tapioka.
3. Sapi Dara
Pada prinsipnya, pakan sapi dara sama dengan pakan pedet lepas sapih. Agar lebih ekonomis, kadar protein pada bahan konsentratnya dapat lebih rendah dari pakan pedet sehingga biayanya lebih murah. Hal ini disebabkan protein dan energi dapat diperoleh dari rumput, hijauan kering yang baik. Namun, jika hijauan atau rumput tersebut berkualitas rendah, harus ditambah pakan konsentrat yang berkadar protein 15-16%. Pemberian pakan mempengaruhi perkembangan sapi dara, baik perkembangan tubuhnya maupun alat reproduksinya. Konsentrat yang diberikan untuk sapi berumur 8-14 bulan idealnya berupa 55% bungkil kelapa, 40% dedak halus dan 5% ampas tapioka.
4. Sapi Dewasa atau Masa Produksi
Sapi dewasa yang sedang berada pada masa produksi disebut juga sapi laktasi. Pakan diperlukan oleh sapi laktasi untuk kebutuhan hidup pokok dan produksi susu. Jika jumlah dan mutu pakan yang diberikan kurang, hasil susunya tidak akan maksimal. Pakan yang diberikan kepada sapi perah pada masa produksi berupa complete feed dengan kandungan protein 15%, ampas tahu dan rumput. Complete feed diberikan sebanyak 8 kg/hari, ampas tahu sekitar 10 kg/hari dan rumput 30-35 kg/hari. Pakan complete feed diberikan 3 kali sehari, yakni pagi, siang dan sore. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan kuantitas dan kualitas susu yang dihasilkan. Sementara itu, pemberian rumput dilakukan 2 kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Pemberian rumput tetap berpatokan 10% dari bobot hidup. Kualitas rumput atau hijauan akan mempengaruhi kualitas susu yang dihasilkan, terutama kadar lemaknya. Hijauan yang biasa diberikan kepada sapi perah sebagai berikut:
- Limbah pertanian, seperti daun jagung, daun kacang tanah, jerami padi, daun ubi jalar.
- Rumput alam atau rumput lapangan.
- Rumput hasil budidaya, seperti rumput gajah dan sulanjana.
5. Sapi Bunting
Pada awal kebuntingan yaitu tiga bulan pertama kebuntingan penyajian pakan induk sama dengan induk tidak bunting. Hal tersebut dikarenakan perkembangan fetus belum terlalu signifikan. Akan tetapi pada tiga bulan terakhir kebuntingan dimana laju pertumbuhan fetus sangat cepat, danfetus sudah mulai mendesak rongga perut induk maka pemberian pakan sedikit berbeda dengan induk tidak bunting. Pada fase ini induk bunting tidak lagi dapat mengkonsumsi pakan dalam jumlah yang banyak sekaligus, oleh karena itu pemberian pakan harus bertahap, yaitu dengan memperbanyak frekuensi pemberiannya. Misalkan menjadi 4 kali pemberian/hari. Sementara itu, air diberikan secara ad libitum (tidak terbatas). Hal ini dimaksudkan agar dimaksudkan agar kebutuhan sapi baik induk maupun janin yang dikandungnya benar-benar terpenuhi. Pakan tambahan berupa telur (5 butir), madu (50 cc) dan gula merah (1 kg) biasa diberikan setelah sapi beranak. Pakan tambahan ini diberikan bertujuan untuk mengganti tenaga yang terkuras saat sapi beranak.
Dengan mengetahui total Feed Intake per hari/ekor, maka para peternak dapat memprediksi jumlah bahan pakan yang harus disediakan sesuai dengan jumlah, jenis, umur, fase produksi dan reproduksi ternak. Selain itu, Feed Intake dapat pula dijadikan sebagai salah satu indikator: Apakah ternak yang dipelihara itu sakit atau sehat, tumbuh berkembang atau tidak, dan berapa perkiraan produksi susunya? Ternak yang sehat akan makan secara normal dan tumbuh berkembang secara normal pula.
Apa yang terjadi jika feed intake tidak terpenuhi?
Ketika feed intake berkurang, maka akan terjadi beberapa masalah pada sapi, antara lain sebagai berikut.
- Asupan dari komponen-komponen nutrisi berkurang, karena volume berkurang otomatis volume masing-masing komponennya pun berkurang, sehingga sapi kekurangan energi dan protein untuk pertumbuhan.
- Energi adalah hal utama yang harus dipenuhi terlebih dahulu, melampaui kebutuhan terhadap hal lainnya. Kekurangan energi (karbohidrat) terutama untuk otak, saraf dan sel-sel darah merah tidak bisa digantikan oleh lemak. Sehingga terjadi tidak efisiensinya penggunaan protein dalam pakan karena sebagian akan dikonversikan untuk menghasilkan energi mengabaikan fungsinya untuk pertumbuhan.
- Kekurangan energi (karbohidrat) juga menyebabkan terjadinya oksidasi asam lemak yang tidak sempurna, hal ini menyebabkan ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi
Begitu banyak kerugian yang mungkin terjadi karena feed intake rendah. Maka dari itu, sangatlah penting untuk mengusahakan agar feed intake ini mencukupi kebutuhan sapi.